ESSAI
AGAMA
BAGAIMANA
ETOS KERJA MUSLIM UNTUK MENCAPAI PRESTASI YANG OPTIMAL
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Agama
Dosen Pengampu :
Safari
Hasan,S.IP.,M.MRS
Penyusun:
Vivilya Ayu Rismaya 30523068
PROGRAM
STUDI REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
INSTITUT
ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
2023
KATA PENGANTAR
Dalam mencapai prestasi yang optimal,
etos kerja memiliki peran sentral. Untuk mencapai prestasi yang optimal, etos
kerja Muslim harus didasarkan pada nilai-nilai Islam, seperti kejujuran,
integritas, kerja keras, ketekunan, dan tawakal. Kita harus selalu berusaha
untuk menjadi orang yang jujur, dapat dipercaya, dan memiliki kemampuan yang
baik dalam mengelola waktu dan tugas-tugas yang diberikan. Selain itu, kita
juga harus selalu membuka diri untuk belajar dan mengembangkan diri agar dapat
bersaing dengan baik dalam lingkungan kerja global. Dalam menghadapi tantangan,
kita harus membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja dan atasan,
mengikuti pelatihan atau kursus yang dapat membantu kita mengembangkan
kemampuan dan keahlian, mencari mentor atau teman sejawat yang dapat memberikan
dukungan dan motivasi, serta selalu mengingat dan mempraktikkan nilai-nilai
Islam dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pekerjaan. Dengan cara ini,
kita dapat membangun etos kerja yang kuat dan mencapai prestasi yang optimal. Bagi
seorang muslim, etos kerja tidak hanya sekadar upaya untuk mencapai tujuan
materi, tetapi juga merupakan wujud ibadah dan pengabdian kepada Allah. Dalam
pandangan Islam, bekerja dengan tekun, jujur, dan penuh tanggung jawab
merupakan bagian integral dari kehidupan seorang Muslim. Tulisan ini akan
membahas bagaimana etos kerja yang dilandasi oleh nilai-nilai Islam dapat
menjadi pilar penting dalam meraih prestasi yang bermakna dan sekaligus
menjadikan setiap aktivitas sehari-hari sebagai bentuk ibadah.
Kediri, 12 Januari 2024
Penulis
· PENDAHULUAN
Pengertian makna “etos” berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang bermakna watak
atau karakter. Secara menyeluruh, pengertian etos meliputi karakteristik dan sikap, kebiasaan serta kepercayaan, dan seterusnya, yang bersifat khusus tentang seorang individu atau sekelompok manusia. Dari perkataan “etos” akan muncul kata “etika” dan “etis” yang merujuk kepada makna “akhlaq/perilaku” atau bersifat “akhlaqi”, yaitu kualitas esensial seseorang atau suatu kelompok, termasuk suatu golongan bangsa. Juga dikatakan bahwa “etos” berarti jiwa khas suatu kelompok manusia, yang dari jiwa khas itu akan berkembang pandangan bangsa mengenai yang baik dan yang buruk, yakni, etikanya.
Kerja dalam pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi maupun non-materi, intelektual atau fisik maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniawian atau keakhiratan.
Islam adalah agama yang mengatur segala aspek, seorang penulis perancis Jack Aster dalam bukunya, islam dan perkembangan ekonomi, mengatakan, islam adalah sebuah sistem hidup yang aplikatif dan secara bersamaan mengandung nilai-nilai ahlaq yang tinggi. Kedua hal ini berkaitan erat, tidak pernah terpisahkan satu dengan lainya. Dari sini bisa dipastikan kaum muslimin, tidak akan menerima sistem ekonomi kapitalis. Ekonomi yang mengambil kekuatanya dari wahyu al-Quran pasti ekonomi yang berahlak. Ahlaq ini mampu memberikan makna baru terhadap nilai, dan mampu mengisi kekosongan pikiran yang nyaris muncul akibat alat industrialisasi. (Yusuf, 1997: 23)
Etos Kerja dapat diartikan sebagai pemikiran bagaimana melakukan kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil atau mencapai hasil yang diinginkan. Etos kerja ini perlu dibahas, karena bagi umat Islam sangat diperlukan. Tentu pembahasan ini harus bagi seorang muslim karena akan menjadi peta dalam kesuksesan dunianya, dan dunia merupakan tempat mereka menggapai kehidupan surga,yang merupakan impian setiap muslim. Kesuksesan di akhirat tersebut juga tidak terlepas dari kesuksesan di dunia melalui ibadah dan amalan sebagaimana diajarkan oleh agama Islam. (Sriyanti, 2007: 139).
Dalam
perjalanan kehidupan, tantangan dan komitmen untuk mencapai prestasi optimal
menjadi suatu yang mendominasi setiap individu. Bagi banyak orang, "etos
kerja" bukan sekadar rangkaian kata, melainkan pilar utama yang menentukan
keberhasilan dan kemajuan. Etos kerja bukan hanya sekadar menjalankan tugas
dengan rutin, tetapi sebuah landasan filosofis yang mencakup nilai-nilai,
sikap, dan keterlibatan yang mendalam dalam setiap aspek kehidupan.
· FILOSOFI ETOS KERJA MUSLIM
Etika kerja dalam islam mencakup prinsip-prinsip moral dan tata nilai yang harus dipegang teguh oleh seorang muslim saat bekerja. Ini melibatkan kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, dan sikap adil. Selain itu, penting juga untuk menghindari riba dan praktik bisnis yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Dengan mematuhi etika kerja Islam, seseorang diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif dan memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat.
Hubungan
antara pekerjaan dan ibadah dalam Islam, pekerjaan dipandang sebagai bentuk
ibadah jika dilakukan dengan niat yang baik, integritas, dan kesungguhan untuk
mencari rezeki yang halal. Sebagai bagian dari ibadah, Islam mengajarkan bahwa
pekerjaan harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab, kejujuran, dan dedikasi.
Oleh karena itu, melalui pekerjaan yang dilakukan dengan niat yang benar,
seseorang dapat meraih pahala dan mendekatkan diri kepada Allah.
· FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETOS KERJA
Menurut sinamo, setiap manusia mempunyai
semangat sukses, yaitu motivasi murni untuk sukses dan menikmati kesuksesan.
semangat ini menjelma dalam perilaku-perilaku khas seperti kerja
keras, disiplin, ketelitian, ketekunan, integritas, akal budi, tanggung jawab. maka perilaku khas ini akan
menjelma menjadi kerja positif, kreatif, dan efisien.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi etos kerja, diantaranya :
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang dapat memainkan peran dalam cara mereka mendekati pekerjaan, tanggung jawab, dan tujuan karir.
2. Lingkungan kerja
Norma dan budaya di lingkungan kerja, termasuk tekanan untuk produktivitas, kolaborasi, atau fleksibilitas, dapat memengaruhi bagaimana seseorang melibatkan diri dalam pekerjaan.
3. Tantangan ekonomi
Kondisi ekonomi dan peluang pekerjaan di suatu wilayah atau negara dapat memengaruhi sikap dan dedikasi seseorang terhadap pekerjaan.
4. Kondisi kesehatan
Kondisi fisik dan mental seseorang dapat memainkan peran dalam sejauh mana mereka dapat berkomitmen dan berkembang dalam pekerjaan.
5. Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan di tempat kerja, termasuk sejauh mana pemimpin memberikan inspirasi dan dukungan, dapat memengaruhi etos kerja karyawan.
· KOMITMEN DAN TANGGUNG JAWAB DALAM BEKERJA
Komitmen terhadap tugas sangat penting karena itu menunjukkan keseriusan dan dedikasi kita terhadap pekerjaan. Dengan komitmen, kita cenderung lebih fokus, produktif, dan mampu mengatasi hambatan untuk mencapai tujuan.
Sebagai
seorang muslim tanggung jawab dalam pekerjaan yang mencerminkan etos kerja
seorang muslim yang baik dapat melalui prinsip-prinsip seperti amanah
(kepercayaan), ikhlas (ikhlas), dan ihsan (berbuat baik). Menjalankan tugas
dengan integritas, kedisiplinan, dan tanggung jawab adalah cara untuk
memperlihatkan komitmen terhadap nilai-nilai islam dalam lingkungan
profesional.
· HUBUNGAN DOA DAN TAWAKAL DALAM DUNIA KERJA
Doa dan tawakal sangat penting dalam meraih prestasi kerja. Sebagai umat muslim, kita diajarkan untuk selalu bergantung pada Allah SWT dan memohon pertolongan-Nya dalam segala hal, termasuk dalam pekerjaan. Dalam islam, kita juga diajarkan untuk berusaha sekuat tenaga dan berdoa dengan sungguh-sungguh, namun tetap tawakal kepada Allah SWT atas segala hasil yang diperoleh. Dengan memiliki sikap doa dan tawakal yang kuat, kita dapat meraih prestasi kerja yang optimal dan memperoleh berkah dari Allah SWT.
Doa dan tawakal memainkan peran penting dalam
meraih prestasi kerja dengan memberikan ketenangan pikiran, kepercayaan diri,
dan keteguhan hati. Doa membantu mendapatkan bimbingan dan keberkahan,
sementara tawakal mengajarkan untuk berserah diri kepada kehendak Tuhan,
mengurangi kecemasan, dan meningkatkan fokus pada usaha yang dilakukan.
Kombinasi doa, tawakal, dan usaha sungguh-sungguh dapat memberikan dampak
positif pada pencapaian prestasi kerja.
Contoh
studi kasus :
Misalnya,
seorang profesional yang memiliki proyek besar di tempat kerjanya dapat
menghadapi tekanan dan ketidakpastian. Dengan berkomitmen tinggi terhadap
tugasnya, ia menggabungkan doa dan tawakal sebagai sumber kekuatan dan
ketenangan. Melalui doa, ia memohon bimbingan dan keberkahan, sementara dengan
tawakal, ia melepaskan kekhawatiran yang berlebihan dan berserah kepada Tuhan.
Dengan fokus dan usaha keras, profesional ini berhasil menyelesaikan proyek
dengan sukses, mencerminkan bagaimana elemen doa dan tawakal dapat mendukung
pencapaian prestasi kerja.
· INTEGRITAS DAN KEJUJURAN
Integritas
dan kejujuran sangat penting dalam etos kerja muslim. Sebagai umat muslim, kita
harus selalu berusaha untuk menjadi orang yang jujur dan dapat dipercaya dalam
segala hal, termasuk dalam pekerjaan. Dalam islam, kejujuran dan integritas
dianggap sebagai salah satu nilai yang paling penting, karena hal ini dapat
membantu kita membangun hubungan yang baik dengan orang lain dan memberikan
manfaat bagi masyarakat. Dengan memiliki integritas dan kejujuran yang baik,
kita dapat mencapai prestasi yang optimal dan memberikan kontribusi yang
positif bagi masyarakat.
Integritas
dan kejujuran memegang peranan penting dalam etos kerja seorang muslim karena
mencerminkan nilai-nilai Islam yang menjadi dasar seorang muslim. Dalam
bekerja, integritas menuntun seseorang untuk bertindak sesuai dengan
prinsip-prinsip moral dan etika Islam, menjauhkan dari perilaku curang atau
tidak jujur. Kejujuran membangun kepercayaan di antara rekan kerja dan atasan,
menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan bermartabat. Kombinasi integritas
dan kejujuran menciptakan pondasi kokoh untuk etos kerja ,muslim yang kuat.
1. Kepercayaan
Integritas dan kejujuran membangun
kepercayaan di antara sesama pekerja, atasan, dan klien, menciptakan lingkungan
kerja yang harmonis.
2. Komitmen
Karyawan yang berpegang teguh pada nilai integritas dan kejujuran
cenderung lebih berkomitmen terhadap pekerjaan dan organisasi mereka.
3. Kesejahteraan Psikologis
Lingkungan kerja yang didasarkan pada nilai-nilai moral
menciptakan kesejahteraan psikologis, mengurangi stres dan meningkatkan
kepuasan kerja.
4. Prestasi Berkelanjutan
Karyawan yang menjunjung tinggi integritas dan kejujuran lebih
mungkin mencapai prestasi berkelanjutan karena tindakan yang dilakukan sesuai
dengan nilai-nilai etis.
5. Reputasi Positif
Etos kerja yang mencerminkan integritas dan
kejujuran dapat meningkatkan reputasi organisasi di mata masyarakat dan
pemangku kepentingan.
Dengan
demikian, dampak positif ini tidak hanya menguntungkan individu secara pribadi,
tetapi juga memperkaya dinamika dan keberlanjutan lingkungan kerja secara
keseluruhan.
· KETEKUNAN DAN KERJA KERAS
Konsep ketekunan dalam Islam sangat penting dalam membentuk etos kerja muslim yang baik. Sebagai umat muslim, kita diajarkan untuk selalu berusaha sekuat tenaga dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan atau rintangan dalam pekerjaan. Dalam Islam, ketekunan dianggap sebagai salah satu nilai yang paling penting, karena hal ini dapat membantu kita mencapai tujuan yang diinginkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan memiliki ketekunan yang baik, kita dapat meraih prestasi yang optimal dan memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat
Dalam
Islam, konsep ketekunan atau istiqamah memiliki makna penting. Istiqamah
berasal dari kata "qama" yang berarti berdiri tegak atau lurus.
Beberapa
aspek konsep ini melibatkan :
1. Ketekunan dalam Iman (Keimanan)
Istiqamah mengajarkan umat Islam untuk tetap teguh dalam iman dan
praktek keagamaan, tanpa terpengaruh oleh godaan atau cobaan.
2. Ketekunan dalam Amal Saleh (Perbuatan Baik)
Berpegang teguh pada kebenaran dan melakukan perbuatan baik secara
konsisten, menggambarkan konsep ketekunan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Ketekunan dalam Keadilan
Istiqamah juga mencakup teguh pada keadilan,
berlaku adil dalam segala situasi tanpa memandang suku, agama, atau kepentingan
pribadi.
4. Ketekunan dalam Ketaatan kepada Allah
Mempraktikkan ibadah dengan tekun, menjalankan perintah Allah, dan
menjauhi larangan-Nya.
Ayat
Al-Qur'an yang mencerminkan konsep istiqamah adalah Surah Al-Fussilat (41:30),
di mana Allah menyatakan bahwa orang-orang yang berkata :
"Tuhan
kami adalah Allah," kemudian mereka istiqamah, malaikat akan turun kepada
mereka dan berkata, "Janganlah kamu takut dan janganlah bersedih hati, dan
gembirakanlah kamu dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu."
Dengan
istiqamah, seorang Muslim diharapkan untuk menjalani hidup dengan konsistensi
dan keteguhan untuk mencapai keberkahan dunia dan akhirat.
Hubungan antara kerja keras dan pencapaian prestasi
Hubungan
antara kerja keras dan pencapaian prestasi sangat erat terkait. Dalam Islam,
kita diajarkan untuk selalu berusaha keras dan berdoa kepada Allah SWT dalam
segala hal, termasuk dalam pekerjaan. Dengan bekerja keras, kita dapat mengembangkan
kemampuan dan keahlian yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Selain itu, kerja keras juga dapat membantu kita meningkatkan kualitas
pekerjaan dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Namun, kita
juga harus selalu mengingat bahwa segala hasil yang diperoleh adalah atas
kehendak Allah SWT, dan kita harus selalu tawakal kepada-Nya atas segala hasil
yang diperoleh. Dengan memiliki sikap kerja keras dan tawakal yang kuat, kita
dapat meraih prestasi kerja yang optimal dan memperoleh berkah dari Allah SWT.
· PEMANFAATAN WAKTU DENGAN BIJAK SEBAGAI SEORANG MUSLIM
Pandangan
Islam terhadap pentingnya waktu sangatlah kuat. Dalam Islam, waktu dianggap
sebagai salah satu karunia Allah SWT yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk selalu menghargai waktu dan
menggunakannya dengan produktif, baik dalam pekerjaan maupun dalam ibadah.
Dalam Islam, waktu sangatlah berharga dan kita harus selalu berusaha untuk
memanfaatkannya sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan dan memberikan manfaat
bagi masyarakat.
·
Strategi Untuk
Memanfaatkan Waktu Secara Efisien :
1. Membuat jadwal atau rencana harian
Dengan andanya jadwal membantu kita mengatur
waktu dengan lebih efektif dan mengurangi risiko pemborosan waktu karena
hal-hal yang tidak bermanfaat.
2. Menetapkan batas waktu
Mengatur batas waktu untuk setiap tugas dan
pekerjaan yang kita lakukan agar kita bisa menyelesaikan semua tugas dan
pekerjaan dengan efektiv dan dapat lebih fokus dalam mengerjakannya. Dengan
menerapkan hal tersebut dapat membantu kita untuk mencegah kelelahan dalam
mengerjakan suatu hal yang mengakibatkan kita tidak fokus dalam mengerjakannya.
3. Hindari multitasking yang berlebihan
Fokuslah pada satu tugas pada satu waktu.
Multitasking dapat mengurangi efisiensi karena dapat menyebabkan kehilangan
konsentrasi dalam mengerjakan suatu tugas.
4. Istirahat yang cukup
Dengan istirahat dengan cukup kita dapat lebih
fokus dalam mengerjakan suatu tugas dan pekerjaan dengan optimal, karena tubuh
kita juga memerlukan istirahat yang cukup untuk memulihkan energi.
· BAGAIMANA ETOS KERJA MUSLIM DALAM KONTEKS GLOBAL
Etos kerja adalah
seperangkat nilai, keyakinan, dan sikap yang membimbing individu dalam
menjalankan tugas atau pekerjaannya. Ini mencakup tanggung jawab, kedisiplinan,
kerja keras, integritas, dan nilai-nilai lain yang membentuk karakter pekerja
dan memengaruhi cara mereka berkontribusi dalam lingkungan kerja.
Etos kerja Muslim dapat
beradaptasi dan memberikan kontribusi dalam lingkungan kerja global dengan cara
mempraktikkan nilai-nilai yang terkandung dalam Islam, seperti :
·
Kejujuran
·
Integritas
·
kerja keras
·
ketekunan
·
dan tawakal.
Sebagai umat muslim, kita
harus selalu berusaha untuk menjadi orang yang jujur, dapat dipercaya, dan
memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola waktu dan tugas-tugas yang
diberikan. Selain itu, kita juga harus selalu membuka diri untuk belajar dan
mengembangkan diri agar dapat bersaing dengan baik dalam lingkungan kerja global.
Dengan memiliki etos kerja yang baik dan kemampuan yang memadai, kita dapat
memberikan kontribusi yang positif bagi perusahaan dan masyarakat secara
global.
· TANTANGAN DAN HAMBATAN
Beberapa tantangan yang dihadapi oleh Muslim dalam mengimplementasikan etos kerja dapat melibatkan sejumlah faktor, termasuk:
1. Waktu Shalat
Menjaga waktu shalat lima
kali sehari bisa menjadi tantangan di lingkungan kerja yang sibuk. Penting
untuk mencari solusi yang memungkinkan pekerja Muslim untuk melaksanakan ibadah
tanpa menghambat produktivitas.
2. Pakaian dan Busana
Beberapa pekerja Muslim
mungkin menghadapi kesulitan dalam menyesuaikan pakaian dan busana mereka
dengan kebijakan perusahaan atau norma di lingkungan kerja.
3. Harmonisasi Nilai
Beberapa nilai Islam mungkin
bertentangan dengan praktik atau kebijakan tertentu di tempat kerja. Menemukan
keseimbangan dan memahami bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan
dapat menjadi tantangan.
4. Persepsi dan Stereotip
Beberapa orang mungkin
memiliki persepsi atau stereotip terhadap Muslim, yang dapat memengaruhi
hubungan di tempat kerja. Pendidikan dan pemahaman bersama dapat membantu
mengatasi hal ini.
Terlibat dalam aktivitas
sosial di luar pekerjaan dapat menjadi tantangan, terutama jika aktivitas
tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip agama.
· STRATEGI MENGATASI HAMBATAN
Beberapa
strategi untuk mengatasi hambatan dalam mengimplementasikan etos kerja Muslim
di lingkungan kerja dapat mencakup:
1. Fasilitasi Waktu Shalat
Menyediakan fasilitas atau ruang khusus untuk
shalat di tempat kerja serta memberikan fleksibilitas pada jadwal istirahat untuk
memungkinkan pekerja Muslim menjalankan ibadah mereka.
2. Kebijakan Berpakaian yang Inklusif
Mengadopsi kebijakan berpakaian yang
memperbolehkan pakaian yang sesuai dengan norma agama Islam, selama tetap
mematuhi aturan keselamatan dan profesionalitas.
3. Pendidikan Kebudayaan dan Agama
Mengadakan pelatihan atau seminar untuk
meningkatkan pemahaman bersama tentang budaya dan agama, membantu mengurangi
stereotip dan meningkatkan toleransi di antara rekan kerja.
4. Kebijakan Inklusif
Membuat kebijakan yang mendukung keberagaman,
mencakup aspek seperti liburan agama, cuti untuk ibadah, dan pendekatan yang
sensitif terhadap perbedaan budaya.
5. Promosi Kesetaraan
Memastikan kesetaraan peluang dan penilaian
kinerja yang adil tanpa memandang latar belakang agama atau budaya.
6. Kelompok Dukungan
Membentuk kelompok dukungan atau jaringan
karyawan yang memiliki kepentingan atau nilai-nilai bersama, termasuk kelompok
untuk karyawan Muslim, untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman.
7. Fleksibilitas dalam Aktivitas Sosial
Mengakomodasi kebutuhan karyawan Muslim dalam
hal aktivitas sosial perusahaan, misalnya, menyelenggarakan acara yang tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip agama.
Dengan mengimplementasikan strategi-strategi ini, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif, mendukung, dan ramah terhadap keberagaman budaya dan agama, termasuk etos kerja Muslim
KESIMPULAN
Dalam essai ini, telah dibahas tentang pentingnya etos kerja dalam konteks Muslim untuk mencapai prestasi optimal. etos kerja Muslim harus didasarkan pada nilai-nilai Islam, seperti kejujuran, integritas, kerja keras, ketekunan, dan tawakal. Nilai-nilai ini dapat membantu seseorang mencapai prestasi yang optimal dalam pekerjaan, termasuk dalam mengatasi tantangan, membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja dan atasan, dan mengembangkan kemampuan dan keahlian. Selain itu, tawakal dapat membantu seseorang mengatasi kegagalan dan menjaga motivasi dalam mencapai tujuan. Dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pekerjaan, penting untuk selalu mengingat dan mempraktikkan nilai-nilai Islam dalam segala hal yang kita lakukan. Dengan cara ini, kita dapat membangun etos kerja yang kuat dan mencapai prestasi yang optimal. Etos kerja tersebut mencakup komitmen tinggi terhadap tanggung jawab, kedisiplinan, integritas, dan penerapan nilai-nilai Islam dalam setiap aspek kehidupan. Dengan menggabungkan spiritualitas dan dedikasi terhadap pekerjaan, para Muslim diharapkan dapat mencapai kesuksesan yang tidak hanya materi, tetapi juga spiritual. Sebagai hasilnya, etos kerja Muslim dapat menjadi fondasi kuat bagi pencapaian prestasi optimal dalam berbagai bidang kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Fuaddi, H. (2018). Etos
kerja dalam perspektif islam. Al-Amwal, 07(01), 20–31.
Kirom, C. (2018). Etos Kerja
dalam Islam. Tawazun: Journal of Sharia Economic Law, 01(01),
57–72.
Sriyanti, et all. (2007). Etika
Membangun Masyarakat Islam Modern (Vol. 2).
Graha Ilmu.
Komentar
Posting Komentar